Pada bulan September 2023, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat momen bersejarah dengan pemilihan Sekretaris Jenderal baru, Antonio Guterres. Guterres, yang telah menjabat sejak Januari 2017, terpilih kembali untuk masa jabatan kedua. Keputusan ini diambil melalui pemungutan suara yang dihadiri oleh 193 negara anggota PBB, mencerminkan dukungan internasional terhadap kepemimpinannya dalam menghadapi tantangan global, termasuk perubahan iklim, konflik internasional, dan krisis kemanusiaan.
Dalam sidang tersebut, para pemimpin dunia memberikan pidato yang menyentuh tentang pentingnya solidaritas global. Guterres menyoroti perlunya kolaborasi antarnegara untuk mengatasi isu-isu besar yang dihadapi manusia, menekankan pentingnya komitmen terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Seruan ini merefleksikan prinsip dasar PBB dalam menciptakan dunia yang lebih baik dan berkeadilan.
Momen bersejarah lainnya adalah pengesahan resolusi tentang perlindungan lingkungan dan iklim. Dalam sebuah sesi yang dihadiri oleh pemimpin dari negara-negara terpengaruh oleh perubahan iklim, PBB berhasil meratifikasi inisiatif untuk mengurangi emisi karbon secara drastis pada tahun 2030. Resolusi ini mendapatkan dukungan dari banyak negara, termasuk negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan China. Ini menandakan komitmen global untuk menghadapi perubahan iklim dengan lebih serius dan terkoordinasi.
Selanjutnya, PBB juga merayakan pencapaian dalam pengurangan kemiskinan ekstrem di beberapa wilayah. Melalui program-program bantuan yang dikoordinasikan oleh berbagai lembaga, lebih dari 100 juta orang berhasil keluar dari garis kemiskinan dalam tahun fiscal terakhir. Hal ini menjadi sorotan dunia sebagai bukti keberhasilan kerjasama internasional dalam memerangi kemiskinan.
Diskusi tentang krisis kemanusiaan di Suriah dan Yaman juga menjadi sorotan utama pada sesi tersebut. PBB mengungkapkan keprihatinan mendalam tentang dampak konflik yang berkepanjangan terhadap warga sipil. upaya untuk meningkatkan akses bantuan kemanusiaan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia di kawasan tersebut menjadi agenda utama bagi organisasi tersebut.
Kegiatan PBB di bulan September ini juga menghadirkan nuansa positif ketika memperingati Hari Perdamaian Internasional. Berbagai kegiatan diadakan untuk mempromosikan dialog dan toleransi antarbangsa. Melalui kampanye ini, PBB berharap dapat meningkatkan kesadaran akan kebutuhan untuk menjaga perdamaian di seluruh dunia.
Sebagai lembaga yang telah beroperasi lebih dari tujuh dekade, PBB terus membuktikan relevansinya dalam menghadapi berbagai tantangan global. Momentum bersejarah ini menunjukkan kekuatan diplomasi multilateral dalam menciptakan kebijakan yang berdampak positif bagi umat manusia. Dukungan yang terus menerus dari negara-negara anggota menjadi kunci keberlanjutan misi PBB, di mana semua negara yang terlibat memiliki tanggung jawab untuk menciptakan dunia yang lebih aman dan sejahtera.